NEW YORK, AMERIKA SERIKAT - Apakah keberadaan Google akan menggantikan memori otak manusia? Sebuah studi oleh para peneliti di Columbia University, the University of Wisconsin dan Harvard University menjawabnya.
Mesin pencari seperti Google dan Bing bisa diakses dengan sangat mudah. Entah lewat komputer atau telepon seluler. Semua informasi yang kita butuhkan seakan ada di tangan dan yang dibutuhkan hanya menggerakkan jari saja. Masalahnya, apakah dengan adanya kemudahan ini memori kita jadi lemah karena malas mengingat?
Para peneliti telah memeriksa kebiasaan berinternet ria dan bagaimana dampaknya pada kegiatan mengingat. Hasilnya diketahui bahwa orang akan malas mengingat sesuatu jika mereka mengetahui mereka bisa menemukannya di internet.
Sementara itu, ketika diberikan pertanyaan sulit, pengguna internet lebih suka berpikir tentang bagaimana mereka menemukan jawabannya di online alih-alih mencari jawabannya berdasarkan pengetahuan umum yang mereka miliki.
Fenomena tersebut dinamakan “transactive memory” di mana masyarakat ‘meletakkan’ memori mereka di luar diri mereka sendiri. Dalam kasus ini internet berperan utama.
Para profesor peneliti mencapai kesimpulan melalui sejumlah eksperimen saat partisipan diminta mengingat informasi. Beberapa dari mereka diberi tahu bahwa data tersebut akan dihapus, sedangkan beberapa lainnya diberi tahu bahwa data itu akan disimpan dan bisa diakses kembali.
Hasilnya, mereka yang diberitahu bahwa data itu akan disimpan, tidak akan berusaha mengingatnya. Sebaliknya, mereka yang diberitahu datanya akan dihapus selamanya berusaha mengingatnya. Hal ini mensugestikan bahwa proses dari memori manusia akan beradaptasi dengan penemuan teknologi komunikasi.
Mesin pencari seperti Google dan Bing bisa diakses dengan sangat mudah. Entah lewat komputer atau telepon seluler. Semua informasi yang kita butuhkan seakan ada di tangan dan yang dibutuhkan hanya menggerakkan jari saja. Masalahnya, apakah dengan adanya kemudahan ini memori kita jadi lemah karena malas mengingat?
Para peneliti telah memeriksa kebiasaan berinternet ria dan bagaimana dampaknya pada kegiatan mengingat. Hasilnya diketahui bahwa orang akan malas mengingat sesuatu jika mereka mengetahui mereka bisa menemukannya di internet.
Sementara itu, ketika diberikan pertanyaan sulit, pengguna internet lebih suka berpikir tentang bagaimana mereka menemukan jawabannya di online alih-alih mencari jawabannya berdasarkan pengetahuan umum yang mereka miliki.
Fenomena tersebut dinamakan “transactive memory” di mana masyarakat ‘meletakkan’ memori mereka di luar diri mereka sendiri. Dalam kasus ini internet berperan utama.
Para profesor peneliti mencapai kesimpulan melalui sejumlah eksperimen saat partisipan diminta mengingat informasi. Beberapa dari mereka diberi tahu bahwa data tersebut akan dihapus, sedangkan beberapa lainnya diberi tahu bahwa data itu akan disimpan dan bisa diakses kembali.
Hasilnya, mereka yang diberitahu bahwa data itu akan disimpan, tidak akan berusaha mengingatnya. Sebaliknya, mereka yang diberitahu datanya akan dihapus selamanya berusaha mengingatnya. Hal ini mensugestikan bahwa proses dari memori manusia akan beradaptasi dengan penemuan teknologi komunikasi.
Sumber: news.manycome.com
Subscribe
Monitor continues to update the latest from This blog directly in your email!
0 comments to Apakah Google akan Gantikan Memori Manusia? :
Posting Komentar